Sabtu, 30 Oktober 2021
Jurnal Refleksi Minggu Ke-2 Calon Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Minggu Ke-1 Calon Guru Penggerak
Jumat, 29 Oktober 2021
Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
- Merancang dan melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui profil siswa;
- Merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah dilakukan.
- Membuat kesepakatan belajar;
- Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses berpikir kritis dan pemecahan masalah untuk siswa;
- Memberikan variasi bentuk tugas sesuai dengan potensi siswa;
- Melakukan aktualisasi pendidikan karakter di dalam kelas sehingga terbangun karakter yang kuat di lingkungan sekolah dan masyarakat;
- Melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain sambil belajar;
- Memfasilitasi sarana belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorisasi kemampuan secara maksimal; dan
- Melakukan penilaian outentik;
Sekilas Tentang Rumah Belajar Kemdikbudristek
Rumah Belajar Kemdikbudristek merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. Dengan menggunakan Rumah Belajar, siswa dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis.
Ada empat fitur utama yang disediakan, yaitu:
2. Kelas Maya
4. Bank Soal
Adapun fitur penunjangnya sebagai berikut:Kamis, 28 Oktober 2021
Poster Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara
Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya. Berbicara mengenai pendidikan Indonesia, tidak terlepas dengan sosok Ki Hajar Dewantara. Pemikirannya yang sangat maju, terutama kepada kalangan bumiputra saat itu menjadikan ia sebagai tokoh nasional yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan kita.
Sebagai tokoh yang hidup dalam masa penjajahan kolonial, Ki Hajar Dewantara tentu turut merasakan bagaimana pendidikan kolonial Belanda yang menjatuhkan martabat bumiputra. Karenanya, bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat.
Hal itu dikarenakan kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan pendidikan, maka sistem pengajaran haruslah berfaedah bagi pembangunan jiwa dan raga bangsa. Untuk itu, menurut Ki Hajar Dewantara, bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup rakyat.
Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Ia menginginkan siswa harus mengunakan dasar tertib dan damai serta kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang. Beberapa pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yaitu Trilogi Kepemimpinan, Perspektif Trikon, dan menciptakan dasar-dasar Profil Pelajar Pancasila.
Poster Kerangka Filosofi “Merdeka Belajar”
Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran. Diharapkan merdeka belajar dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik serta memberikan manfaat pada lingkungan.
Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan pendidikan yang memerdekakan. Tujuan pendidikan adalah memerdekakan. Merdeka berarti setiap anak dapat memilih menjadi apa saja, dengan asumsi adanya penghargaan terhadap kemerdekaan yang dimiliki oleh orang lain.
Secara garis besar, kerangka filosofi Mereka Belajar yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dapat dilihat pada poster berikut ini.
Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
- Sumber Daya Manusia (Peserta Didik yang memiliki kepribadian yang baik, intelektual yang bagus, dan jasmani yang kuat)
- Sumber Daya Fisik (Sarana dan Prasarana seperti alat alat kebersihan, komputer)
- Sumber Daya Informasi (alat komunikasi berupa HP, media sosial, poster, dan lainnya)
Profil Pelajar Pancasila
Gotong Royong
Kompetensi Pelajar Pancasila
Mampu menerapkan kolaborasi yang baik, kepedulian dan berbagi dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah.
Indikator Ketercapaian
- Peserta didik mampu menerapkan kolaborasi yang baik dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah.
- Peserta didik mampu memiliki kepedulian terhadap orang lain dan lingkungannya dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah.
- Peserta didik mampu berbagi tentang berbagai hal dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah.
Elaborasi hingga pelaksanaan konkrit di sekolah dan di kelas
Apa yang akan dilakukan untuk mencapai profil pelajar Pancasila yang dipilih?
Membuat kesepakatan, berdiskusi, berkolaborasi dengan guru lain.
Mengapa memilih profil pelajar Pancasila yang dipilih?
Karena sikap gotong royong merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap peserta didik dalam menghadapi segala tantangan di era digital ini, berkolaborasi bahu membahu dalam membangun negeri, peduli terhadap sesama yang memiliki masalah, dan berbagi dalam berbagai aspek dalam membangun negeri.
Bagaimana pencapaian profil pelajar Pancasila yang dipilih?
Sikap gotong royong akan tercapai apabila semua pihak ikut terlibat dalam pencapaiannya.
Program Sekolah :
- Sabtu budaya (dimana setiap hari sabtu pagi terdapat kegiatan gotong royong membersihkan kelas dan lingkungan sekolah selama 2 JP setelah senam gemar gatra dilaksanakan)
- Jumat bersih.
- Peduli dan Berbagi bila terjadi musibah seperti bencana alam, kebakaran, dan sebagainya.
- Mengoptimalkan Kegiatan Pramuka, UKS, PMR maupun PIK-R di sekolah.
Guru Mata Pelajaran :
- Menggunakan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang mengutamakan sikap gotong royong dalam setiap kegiatan pembelajaran, seperti mengadakan diskusi kelompok, penyelidikan kelompok, maupun proyek kelompok.
Wali Kelas :
- Memberdayakan peserta didik binaannya agar melakukan pembersihan setiap pagi di kelasnya masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran dimulai sesuai jadwal piket kebersihan yang telah disepakati bersama.
- Menjenguk peserta didik yang sakit.
OSIS :
- Saling membantu atau peduli jika ada warga sekolah mengalami suka maupun duka.
Siapakah para pihak yang terlibat dan bagaimana peran mereka?
Orang tua, guru mata pelajaran, wali kelas, dan semua civitas akademik yang ada di sekolah serta anggota masyarakat disekitarnya. Peran mereka yaitu sebagai teladan atau contoh dalam penerapan sikap gotong royong ini. Begitupun juga dengan pengawas atau Dinas pendidikan : mendukung program sekolah dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
Mulai dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
- mampu memahami pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi-kritis terkait pemikiran-pemikirannya.
- membuat perubahan secara nyata dalam penerapan pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
- mampu berpikir reflektif dan kritis terhadap pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara.
- mampu membandingkan penerapan pendidikan abad ke-21 dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.